Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Salah satu tipu daya setan adalah fitnah yang ditimpakannya kepada mereka yang dilanda mabuk cinta kepada seseorang.
Demi Allah, ini merupakan fitnah dan bencana yang sangat besar, yang menjadikan nafsu menghambakan diri kepada selain penciptanya, yang menaklukkan hati kepada kekasih yang di gandrunginya yang akan menimpakan kehinaan kepadanya, yang menyalakan peperangan antara mabuk cinta dan tauhid, dan yang mengajak untuk memberikan kesetiaan kepada setan durhaka.
Ia menjadikan hati sebagai tawanan hawa nafsu, sebaliknya menjadikan hawa nafsu sebagai hakim dan pemimpinnya. Di penuhinya hati dengan bencana dan fitnah, di halanginya dari kebenaran, dan di palingkannya dari jalan yang lurus. Ia berteriak di pasar perbudakan, menawarkan hati kemudian menjualnya dengan harga yang murah. Diberikannya imbalan yang rendah kepada hati, sebagai ganti dari imbalan yang bernilai tinggi, yaitu kamar kamar surga, dan lebih dari itu adalah kedekatan dengan Ar-Rahman.
Lantas, hati merasa tentram berada di sisi kekasih yang hina itu, padahal derita yang di rasakannya berlipat ganda di bandingkan dengan kenikmatan yang diperolehnya, kedekatan dengannya merupakan sebab terbesar kesengsaraannya. Padahal,alangkah cepatnya seorang kekasih berubah menjadi musuh! Alangkah cepatnya seorang kekasih meninggalkan kekasihnya, sampai sampai seperti tidak pernah menjadi seorang kekasih.
Andaikata seseorang bisa bersenang-senang dengan kekasihnya di dunia ini, namun tidak lama lagi ia pasti mendapat penderitaan yang lebih besar padanya, apalagi di hari ketika para kekasih telah menjadi musuh bagi kekasihnya, kecuali orang-orang yang bertaqwa.(1)
Betapa meruginya orang yang mabuk cinta, yang telah menjual dirinya kepada selain “KEKASIH PERTAMA” dengan harga murah dan kenikmatan sesaat; begitu kelezatannya hilang, tinggallah tanggung jawabnya; begitu manfaatnya hilang, tinggallah mudharatnya; begitu kenikmatannya hilang, tinggallah kesengsaraannya; dan begitu kebahagiaannya hilang, tinggallah penyesalannya.